Selasa, 31 Januari 2012

Oliver the Humanzee - Setengah simpanse setengah manusia?


Ketika Oliver pertama kali muncul ke publik, masyarakat dikejutkan dengan penampilan wajahnya yang sangat menyerupai manusia. Bukan itu saja, kemampuannya boleh dibilang luar biasa untuk ukuran seekor simpanse. Banyak yang percaya kalau Oliver adalah "Missing Link" antara manusia dan simpanse atau makhluk hybrid sehingga ia dijuluki Humanzee (Dari kata human dan chimpanzee).




Tentu saja anggapan itu tidak benar. Namun, tidak bisa disangkal kalau Oliver mungkin adalah simpanse yang paling banyak menyita perhatian para peneliti yang tertarik dengan karakteristiknya.


Jika kalian seorang ilmuwan, mungkin kalian juga akan tertarik dengan Oliver. Coba lihat, umumnya simpanse memiliki wajah seperti ini:



Namun, Oliver memiliki wajah seperti ini.

Ketika melihat wajahnya, saya yakin kalian akan sepakat dengan saya kalau Oliver adalah simpanse paling berwibawa yang pernah kita lihat!

Oliver lahir pada tahun 1958 di Kongo, Afrika. Pada saat usianya dua tahun, ia dibawa oleh pelatih simpanse Frank dan Janet Berger ke New Jersey, Amerika Serikat.

Pasangan Berger tertarik melihat fisik Oliver yang tidak biasa sehingga mereka memutuskan untuk membawanya ke Amerika. Berger bahkan benar-benar percaya kalau Oliver bukan murni seekor simpanse, melainkan hybrid antara kera dan manusia.

Wajah Oliver lebih datar dibanding simpanse lainnya. Ia memiliki kepala yang sedikit botak dengan hidung yang lebih kecil. Perbedaan ini membuat Oliver selalu dikucilkan oleh simpanse-simpanse lainnya.

Sejak kecil Oliver punya kebiasaan berjalan dengan dua kakinya. Ini berbeda dengan simpanse pada umumnya yang berjalan dengan kaki dan tangannya. Bahkan walaupun seekor simpanse diajarkan untuk berjalan dengan dua kaki, mereka akan tetap mengalami kesulitan karena struktur telapak kakinya.

Ia juga tidak pernah berjalan dengan menggunakan buku-buku jarinya seperti simpanse lainnya.

Ia suka menonton televisi dan merokok, persis seperti manusia.

Bahkan, bukan itu saja, menurut Janet Berger, Oliver lebih menyukai seorang wanita (manusia) dibanding simpanse betina.

Kepada Discovery Channel, Janet bercerita kalau saat Oliver berusia 16 tahun, ia mulai tertarik dengan Janet. Ini dibuktikan dengan kebiasaan Oliver menaiki tubuh Janet dan berusaha untuk berhubungan badan dengannya (Yup, kalian tidak salah baca).

Pasangan Berger yang melihat kebiasaan ini kemudian merasa terancam sehingga memutuskan untuk menjual simpanse hidung belang itu kepada orang lain.

Pada tahun 1977, Oliver telah berpindah tangan ke Ralph Helfer, pemilik sebuah taman hiburan, Enchanted Village di Buena Park, Amerika Serikat. Oliver dipekerjakan di taman hiburan itu sebagai simpanse atraksi.

Ketika taman hiburan itu bangkrut, Oliver terus dipamerkan oleh Helfer lewat sarana yang lain. Saat itu, media-media dan masyarakat mulai dihebohkan dengan keberadaannya. Los Angeles Time pernah menulis sebuah ulasan panjang mengenai Oliver. Mereka bahkan berspekulasi kalau Oliver mungkin adalah seekor sub spesies simpanse atau missing link yang telah lama dicari oleh para evolusionis.
Tidak berapa lama kemudian, kemashyuran Oliver mulai mendunia. Ia telah berubah dari seekor simpanse atraksi biasa menjadi primata selebritis yang dikenal dimana-mana.


Ketenaran Oliver bahkan hingga mencapai benua Asia. Pada suatu hari, Oliver pernah tampil dan diujicoba di televisi Jepang dengan disaksikan oleh 26 juta pemirsa. Lewat eksperimen keseimbangan gravitasi yang dilakukan oleh pihak stasiun televisi, disimpulkan kalau Oliver ternyata lebih mirip manusia dibanding simpanse.

Sampel dari tubuh Oliver juga diambil untuk diujicoba. Dari 40 sel yang diambil, 38 sel memiliki 48 kromosom, sedangkan 2 sel memiliki 47. Hasil eksperimen ini menggemparkan karena simpanse memiliki 48 kromosom sedangkan manusia memiliki 46 kromosom.

Jika Oliver memiliki 47 kromosom, itu artinya kemungkinan kalau ia adalah makhluk hybrid benar-benar mendapat dukungan sains!

Pada tahun 1985, Oliver berpindah tangan ke pelatih kera Bill Rivers. Rivers juga melaporkan kalau Oliver tidak pernah bisa akrab dengan simpanse lainnya.

Pada tahun itu, ketenaran Oliver telah memudar dan ia mulai dilupakan oleh publik.

Pada tahun 1989, Oliver dibeli oleh Buckshire Corporation, sebuah laboratorium yang bidang usahanya adalah menyewakan hewan-hewan untuk keperluan uji coba sains atau kosmetik. Ia tidak pernah digunakan sebagai eksperimen, tetapi selama sembilan tahun di tempat itu, Oliver ditempatkan di sebuah kandang kecil yang membuatnya menderita penyakit muscular atrophy.

Pada tahun 1996, presiden Buckshire Corporation, Sharon Hursh, melepaskan Oliver atas permintaan sebuah organisasi primata bernama Primarily Primates. Sampai saat ini, Oliver masih tinggal di fasilitas milik organisasi itu.

Lalu, pertanyaannya adalah, apakah Oliver adalah missing link yang telah lama dicari itu? Atau bigfoot?

Mungkin tidak, tetapi banyak yang percaya kalau Oliver adalah makhluk hybrid antara manusia dengan simpanse.

Sebagai informasi, simpanse dan manusia memiliki kesamaan urutan DNA hingga 95%. Karena itu beberapa ilmuwan sesungguhnya telah meneliti kemungkinan menghasilkan makhluk setengah simpanse dan manusia.

Usaha itu dimulai oleh ilmuwan Rusia bernama Ilya Ivanovich Ivanov pada tahun 1927. Ia menyuntikkan sperma manusia ke rahim tiga ekor simpanse betina. Namun, ketiganya ternyata tidak hamil. Eksperimen berikutnya mengalami hambatan sehingga tidak dilanjutkan. Tidak ada bukti kalau Ivanov berhasil menghasilkan makhluk hybrid manusia simpanse.

Ketika Oliver muncul ke publik, ada rumor yang berkembang di masyarakat kalau seekor simpanse di sebuah laboratorium di China berhasil hamil dari sperma manusia, namun mati sebelum sempat melahirkan.

Kisah serupa juga diceritakan oleh psikolog dari Universitas Albany, Gordon Gallup, yang pernah mendengar kalau Robert Yerkes, pendiri Yerkes national primate research Center di Florida, berhasil menghasilkan makhluk hybrid manusia simpanse pada tahun 1920an. Namun, makhluk itu segera dibunuh oleh Yerkes sendiri.

Walaupun tidak ada bukti yang mendukung kisah-kisah ini, namun spekulasi terhadap identitas Oliver terus berkembang.

Karena itu pada tahun 1996, Primarily Primate memutuskan untuk mengakhiri perdebatan ini dengan mengadakan penelitian ulang terhadap taksonomi Oliver.

Penelitian ini dilakukan oleh Dr.David Ledbetter, ahli genetika dari University of Chicago, yang kemudian memeriksa ulang kromosom Oliver. Ia menemukan kalau Oliver memiliki 48 kromosom, bukan 47 seperti yang disebutkan oleh penelitian sebelumnya.

Dr.Ledbetter juga menyebutkan kalau keunikan wajah dan tengkorak Oliver masih berada dalam batas-batas variasi simpanse yang wajar.
Hasil penelitian ini diumumkan dalam American Journal of Physical Anthropology dan dengan demikian mengakhiri spekulasi mengenai keanehan Oliver.

Namun, satu pertanyaan masih menggantung. Jika Oliver memang simpanse biasa, mengapa kita tidak pernah menemukan simpanse dengan karakter wajah dan perilaku seperti dia?

Hari ini, Oliver masih tinggal di fasilitas Primarily Primate. Usianya sudah lebih dari 50 tahun, cukup tua untuk ukuran simpanse. Matanya sudah hampir buta dan tubuhnya sudah tidak sehat lagi seperti dulu. Kondisi tempat tinggal yang buruk di Buckshire Corporation telah memberinya penyakit Arthritis sehingga ia sudah tidak bisa lagi berjalan dengan dua kaki.
Dari tempat tinggalnya yang terpencil, Oliver masih sering termenung sendiri. Mungkin memikirkan masa-masa ketika ia masih di Kongo, mulai termashyur dan kemudian dilupakan.

Itulah kehidupan.

Bagi kalian yang punya koneksi internet yang cepat, kalian bisa melihat satu dari enam video dokumenter mengenai Oliver. Lima video yang lain bisa kalian saksikan di Youtube.





silahkan anda Copy paste artikel diatas tapi kalau anda tidak keberatan mohon cantumkan sumber dengan linkback ke blog ini. terimakasih....!!!

Senin, 30 Januari 2012

SERAT JONGKO JOYOBOYO


JAMAN EDAN

Pancen amenangi jaman edan,
sing ora edan ora kaduman.
Sing waras padha nggragas,
sing tani padha ditaleni.
Wong dora padha ura-ura.
Begjane sing eling lan waspada.

Ratu ora netepi janji,
musna prabawane lan kuwandane.
Akeh omah ing ndhuwur kuda.
Wong mangan wong,
kayu gilingan wesi padha doyan rinasa
enak kaya roti bolu.

Yen bakal nemoni jaman:
akeh janji ora ditetepi,
wong nrajang sumpahe dhewe.
Manungsa padha seneng tumindak ngalah
tan nindakake ukum Allah.

Bareng jahat diangkat-angkat,
bareng suci dibenci.
Akeh manungsa ngutamakake reyal,
lali sanak lali kadang.
Akeh bapa lali anak,
anak nladhung biyunge.

Sedulur padha cidra,
kulawarga padha curiga,
kanca dadi mungsuh,
manungsa lali asale.
Rukun ratu ora adil,
akeh pangkat sing jahat jahil.

Makarya sing apik manungsa padha isin.
Luwih utama ngapusi.
Kelakuan padha ganjil-ganjil.
Wegah makarya kapengin urip,
yen bengi padha ora bisa turu.
Wong dagang barange saya laris, bandhane ludhes.

Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan.
Akeh wong nyekel bandha uripe sangsara.
Sing edan bisa dandan.
Sing mbangkang bisa nggalang
omah gedhong magrong-magrong.
Wong waras kang adil uripe nggragas lan kapencil.

Sing ora bisa maling padha digething.
Sing pinter duraka padha dadi kanca.
Wong bener thenger-thenger,
wong salah bungah-bungah.
Akeh bandha muspra ora karuwan larine.
Akeh pangkat drajat padha minggat ora karuwan sababe.

Bumi saya suwe saya mungkret.
Bumi sekilan dipajegi.
Wong wadon nganggo panganggo lanang.
Iku tandhane kaya raja kang ngumbar hawa napsu,
ngumbar angkara murka,
nggedhekake duraka.

Wong apik ditampik,
wong jahat munggah pangkat.
Wong agung kesinggung,
wong ala pinuja-puja.
Wong wadon ilang kawanitane,
wong lanang ilang kaprawirane.

Akeh jago tanpa bojo.
Wanita padha ora setya,
laku sedheng bubrah jare gagah.
Akeh biyung adol anak,
akeh wanita adol awak.
Bojo ijol-ijolan jare jempolan.

Wong wadon nunggang jaran,
wong lanang numpang slendhang pelangi.
Randha loro, prawan saaga lima.
Akeh wong adol ngelmu.
Akeh wong ngaku-aku,
njaba putih njerone dhadhu.

Ngakune suci, sucine palsu.
Akeh bujuk.
Wektu iku dhandhang diunekake kuntul.
Wong salah dianggep bener,
pengkhianat nikmat,
durjana saya sampurna.

Wong lugu keblenggu,
wong mulya dikunjara,
sing curang garang,
sing jujur kojur.
Wong dagang keplanggrang,
wong judhi ndadi.

Akeh barang kharam,
akeh anak-anak kharam.
Prawan cilik padha nyidham.
Wanita nglanggar priya.
Isih bayi padha mbayi.
Sing priya padha ngasorake drajate dhewe.

Wong golek pangan kaya gabah den interi.
Sing klebat kliwat,
sing kasep keplesed.
Sing gedhe rame tanpa gawe,
sing cilik kecelik.
Sing anggak kalenggak.

Sing wedi padha mati,
nanging sing ngawur padha makmur,
sing ngati-ati sambate kepati-pati.
Cina olang-aling kepenthung
dibandhem blendhung,
melu Jawa sing padha eling.

Sing ora eling
padha milang-miling,
mloya-mlayu kaya maling,
tudang-tuding.
Mangro tingal padha digething.
Eling, ayo mulih padha manjing.

Akeh wong ijir,
akeh wong cethil.
Sing eman-eman
ora kaduman,
sing kaduman
ora aman.

Selot-selote besuk
ngancik tutupe taun,
dewa mbrastha malaning rat,
bakal ana dewa
angejawantah,
apangawak manungsa.

Apasuryan padha Bathara Kresna.
Awewatak Baladewa.
Agegaman trisula wedha.
Jinejer wolak-waliking jaman,
wong nyilih mbalekake,
wong utang mbayar.

Utang nyawa nyaur nyawa,
utang wirang nyaur wirang.
Akeh wong cinokot lemud mati.
Akeh swara aneh tanpa rupa.
Bala prewangan, makhluk alus padha baris,
padha rebut bebener garis.

Tan kasat mata tanpa rupa,
sing mandhegani putra Bathara Indra,
agegaman trisula wedha.
Momongane padha dadi nayakaning prang,
perange tanpa bala,
sekti mandraguna tanpa aji-aji.

Sadurunge teka ana tetenger lintang kemukus dawa ngaluk-aluk,
tumanja ana kidul sisih wetan bener, lawase pitung bengi.
Parak esuk banter,
ilange katut Bthara Surya,
jumedhul bebarengan karo sing wus mungkur.
Prihatine kawula kelantur-lantur.

Iku tandhane putra Bathara Indra wus katampa
lagi tumeka ing ngarcapada,
ambiyantu wong Jawa.
Dununge ana sikile redi Lawu sisih wetan.
Adhedukuh pindha Raden Gathutkaca,
arupa gupon dara tundha tiga.

Kaya manungsa asring angleledha,
apeparab Pangeraning Prang,
tan pakra anggone anyenyandhang,
nanging bisa nyembadani ruwet-rentenge wong sapirang-pirang.
Sing padha nyembah reca ndhaplang,
cina eling, Syeh-syeh pinaringan sabda gidrang-gidrang.

Putra kinasih swarga Sunan Lawu,
ya Kyai Brajamusthi,
ya Kresna,
ya Herumurti,
mumpuni sakehing laku,
nugel tanah Jawa kaping pindho.

Ngerehake sakabehing para jim,
setan, kumara, prewangan.
Para lelembut kabawah prentah
saeka praya kinen abebantu manungsa Jawa.
Padha asenjata trisula wedha,
kadherekake Sabdopalon Nayagenggong.

Pendhak Suro nguntapake kumara,
kumara kang wus katam nebus dosanira,
kaadhepake ngarsane kang Kuwasa.
Isih timur kaceluk wong tuwa,
pangiride Gathutkaca sayuta.
Idune idu geni, sabdane malati, sing bregudul mesthi mati.

Ora tuwa ora enom,
semono uga bayu wong ora ndayani.
Nyuwun apa bae mesthi sembada,
garise sabda ora gantalan dina.
Begja-begjane sing yakin
lan setya sabdanira.

Yen karsa sinuyutan wong satanah Jawa,
nanging pilih-pilih sapa waskitha pindha dewa.
Bisa nyumurupi laire embahira,
buyutira, canggahira, pindha lair bareng sadina.
Ora bisa diapusi
amarga bisa maca ati.

Wasis wegig waskitha
ngreti sadurunge winarah,
bisa priksa embah-embahira,
ngawuningani jaman tanah Jawa.
Ngreti garise siji-sijining umat,
tan kalepyan sumuruping gegaman.

Mula den udia satriya iki,
wus tan bapa tan bibi,
lola wus aputus wedha Jawa.
Mula ngendelake trisula wedha,
landhepe trisula :
pucuk arupa gegawe sirik agawe pepati utawa utang nyawa.

Sing tengah sirik agawe kapitunaning liyan,
sing pinggir tulak talak colong jupuk winaleran.
Sirik den wenehi ati melathi, bisa kasiku.
Senenge anyenyoba, aja kaina-ina.
Begja-begjane sing dipundhut,
ateges jantrane kaemong sira sabrayat.

Ingarsa begawan wong dudu pandhita.
Sinebut pandhita dudu dewa.
Sinebut dewa kaya manungsa,
kinen kaanggep manungsa sing seje daya.
Tan ana pitakonan binalekake,
tan ana jantra binalekake.

Kabeh kajarwakake nganti jlentreh
gawang-gawang terang ndrandang.
Aja gumun aja ngungun,
yaiku putrane Bathara Indra kang pambayun,
tur isih kuwasa nundhung setan.
Tumurune tirta brajamukti, pisah kaya ngundhuh.

Ya siji iki kang bisa njarwakake
utawa paring pituduh jangka kalaningsun.
Tan kena den apusi
amarga bisa manjing jroning ati.
Ana manungsa kaiden katemu,
uga ora ana jaman sing durung kalamangsane.

Aja serik aja gela
iku dudu waktunira,
ngangsua sumur ratu tanpa makutha.
Mula sing amenangi gek enggala den luru,
aja nganti jaman kandhas.
Madhepa den amarikelu.

Begja-begjane anak putu, iku dalan sing eling lan waspada,
ing jaman Kalabendu nyawa.
Aja nglarang dolan nglari wong apangawak dewa,
dewa apangawak manungsa.
Sapa sing ngalang-ngalangi bakal cures ludhes sabraja dlama kumara.
Aja kleru pandhita samudana, larinen pandhita asenjata trisula wedha.

Iku paringe dewa.
Ngluruge tanpa wadyabala.
Yen menang datan ngasorake liyan.
Para kawula padha suka-suka
amarga adiling Pangeran wus teka.
Ratune nyembah kawula, agegaman trisula wedha.

Para pandhita ya padha ngreja,
yaiku momongane Kaki sabdopalon sing wus adus wirang.


silahkan anda Copy paste artikel diatas tapi kalau anda tidak keberatan mohon cantumkan sumber dengan linkback ke blog ini. terimakasih....!!!

jejek kaki raksasa mengegerkan ciamis


Warga di Dusun Babakan Sari, Ciamis, Jawa Barat, digegerkan oleh temuan jejak kaki raksasa di hutan mereka. Jejak kaki tersebut berukuran dua kali lipat ukuran normal, dengan panjang 40 cm, lebar 20 cm, dan kedalaman 5 cm.

Temuan itu mengundang rasa penasaran pemerintah setempat. Pagi ini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Ciamis pun datang ke lokasi untuk meneliti jejak kaki misterius di hutan tersebut. “Yang jadi pertanyaan adalah masalah ukuran. Ukuran kaki manusia sekarang tidak ada yang sebesar itu,” kata Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Ciamis, Mukhlis, Kamis 26 Januari 2012.

Sayangnya, sebagian jejak kaki raksasa itu hilang karena terinjak-injak dan terguyur air hujan. Namun masih ada puluhan jejak kaki raksasa lainnya di dalam hutan. Oleh karena itu, petugas mengimbau warga untuk tidak merusaknya guna kepentingan penyelidikan.

Jejak kaki raksasa itu pertama kali ditemukan pada Selasa, 24 Januari 2012. Rabu kemarin, warga menelusuri jejak-jejak itu sampai ke dalam hutan dengan mengerahkan anjing pelacak. Ternyata, di dalam hutan ditemukan lagi puluhan jejak kaki baru.

Namun pemerintah meminta warga untuk tidak menyimpulkan apapun sebelum hasil penyelidikan keluar, agar peristiwa tersebut tidak dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk mengeruk keuntungan.



dan hal ini juga pernah terjadi di daerah sukabumi di tahun 2011 silam
simak beritanya .
Di Indonesia dunia misteri ataupun dunia ghaib tak pernah sepi berita, seperti yang terjadi di Desa warnasari, Sukabumi Jawa Barat, warga digemparkan oleh berita temuan telapak kaki misterius disebuah rumah tua yang memang dikenal cukup angker yang terletak di gang junaidi

Rumah yang dihuni dua wanita lajang, Dewi dan Ane tersebut sebelumnya tidak pernah mengalami fenomena seperti ini. Namun Jumat 4 Maret 2011 dini hari, para penghuni rumah terkejut menemukan bekas jejak kaki mirip manusia berukuran raksasa yang basah oleh air. Jejak tersebut juga ditemukan di atas meja makan, lantai kamar mandi, dan juga diatas koran yang jejaknya mulai mengering.

Selain itu, jejak kaki mirip anak-anak juga nampak di dinding rumah, seolah-olah menapak menuju ke atas.



sumber : vivanews
              portalgue


silahkan anda Copy paste artikel diatas tapi kalau anda tidak keberatan cantumkan sumber dengan linkback ke blog ini. terimakasih....!!!

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More