Selasa, 04 Mei 2010

Ari, Si Manusia Biawak, Butuh Bantuan

Ari, si manusia biawak.
 Pasangan suami istri, Nuradi (30) dan Erna (29) tidak menduga, anak pertamanya memiliki kejanggalan. Anak sulung yang diberi nama Ari, itu memiliki kulit menyerupai ular atau biawak. Meskipun demikian keseharian Ari sama dengan anak-anak lain seusianya.

Yang membedakan Ari dengan anak-anak lainnya hanya pada kulit tubuhnya yang kerap kering. Berbagai upaya telah dilakukan orangtua Ari. Namun karena kendala keuangan, pasangan suami istri itu lebih banyak berharap dari rasa dermawan orang-orang berada.

Kini melalui sebuah sebuah kegiatan di Koja Trade Mal (KTM) yang bertajuk Gebyar Manusia Langka, Ari berharap ada kepedulian dari banyak orang atas keadaan dirinya.

Sarpan (59), kakek Ari yang mendampingi Ari selama kegiatan di KTM, Koja, Jakarta Utara. Dari penuturan Sarpan, terungkap saat ini Ari berusia 12 tahun. Namun saat Ari berusia lima tahun, kedua orangtuanya yang tinggal di Jalan Palem Indah, Pondok Pucung, Pondok Aren, Tangerang, berpisah.

Dituturkan Sarpan, orangtuanya baru menyadari kalau kejanggalan yang ada pada diri Ari itu ada kaitannya dengan ulah Nuradi-Erna, saat Erna mengandung Ari. “Waktu itu usia kandungan Erna baru tiga bulan,” ujar Sarpan.

Pada waktu itu ada seekor biawak yang masuk ke halaman rumah yang ditempati Nuradi-Erna. Oleh Nuradi, biawak itu ditangkap.

Namun waktu itu Nuradi kewalahan untuk bisa mengikat sendiri biawak itu. Akhirnya Nuradi meminta Erna yang mengikat badan dekat kaki belakang biawak itu dengan tambang. “Jadi, yang memegangi biawak itu Nuradi, sedangkan istrinya yang mengikat pinggang biawak itu,” jelas Sarpan.

Setelah menguasai biawak itu, Nuradi pun memperlakukan biawak itu seperti mainan. Biawak yang dalam keadaan terikat di pinggangnya itu dibawa ke mana-mana untuk dipertontonkan kepada para tetangga.

“Malah Nuradi sering membawa biawak itu ke rumah saya,” kata Sarpan yang rumahnya berjarak satu kilometer dari rumah Nuradi-Erna.

Sewaktu Erna melahirkan, wanita ini kaget dan terpukul menyaksikan bayi yang baru dilahirkannya itu memiliki kulit menyerupai kulit ular atau biawa. “Mereka dipertemukan setelah Ari dirawat di rumah sakit itu selama satu bulan,”ungkap Sarpan.

Diakui Sarpan, dengan kondisi Ari, keluarga harus mengeluarkan setiap harinya uang Rp 800.000. Itu pun hanya untuk mengolesi tubuh Ari dengan krim agar tetap lembab. Setiap botol ukuran 100 gram berisi krim itu harganya sekitar Rp 200.000.

0 komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERI KOMENTAR TERBAIK ANDA SETELAH MEMBACA ARTIKEL DIATAS
DAN JUGA ANDA AKAN MENDAPATKAN BACKLINK OTOMATIS

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More